Jumat, 21 Oktober 2016

Pertanian Dalam Al-Qur’an (Bagian I)



Pertanian Dalam Al-Qur’an (Bagian I)
Kategori : Entrepreneurship
Published on Tuesday, 02 June 2015 09:26
Oleh : Muhaimin Iqbal
Disamping ayat-ayat tentang keimanan, perintah menyembah kepadaNya dan larangan mensekutukanNya – Al-Qur’an ternyata sangat-sangat banyak membahas tentang pertanian dalam arti luas – termasuk didalamnya perkebunan, peternakan dan pengelolaan/penggunaan hasilnya. Ayat-ayat pertanian ini saya jumpai menyebar hampir di seluruh juz, setidaknya ada di  26 dari 30 juz dalam Al-Qur’an. Di sebagian besar surat-surat panjang dan sebagian surat-surat pendek terdapat ayat-ayat yang terkait dengan pertanian ini, sekurangnya ada 44 surat yang mengungkapkannya.
Hal ini juga sejalan dengan penuturan Nabi Saleh terhadap kaumnya tentang tiga hal yaitu perintah menyembah kepada Allah, tidak menyekutukanNya dan manusia diciptakan dari tanah/bumi untuk memakmurkannya (QS 11:61). Maka disinilah ruh dari pertanian di dalam Al-Qur’an, yaitu terkait langsung dengan perintah untuk memakmurkan bumi setelah kita diperintah untuk menyembah hanya kepadaNya dan tidak menyekutukanNya.
Hal-hal yang baik di Al-Qur’an juga diungkapkan dengan perumpamaan yang terkait dengan pertanian. Misalnya ketika Allah memuji umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kalimat yang digunakan adalah : “…yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)...” (QS 48:29)
Demikian pula dengan perumpamaan kalimat yang baik : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS 24-25)

Bahkan seruan Adzan yang kita dengar 5 kali sehari, antara lain menyeru kita untuk meraih kemenangan/kesuksesan atau dalam bahasa Arab disebut falah – yang akar katanya sama dengan bertani (Description: http://www.geraidinar.com/images/2015/falah_faliha.png). Ini karena proses untuk mencapai kemenangan itu persis seperti bertani, yaitu mulai dari melakukan persiapan, menanam, merawatnya sebaik mungkin dan baru bisa memetik hasilnya.  
Kemenangan atau kesuksesan tidak datang secara ujug-ujug, dia perlu proses yang sangat mirip dengan proses bertani ! Oleh karena itu, meskipun Anda tidak tertarik dengan dunia pertanian sekalipun – InsyaAllah Anda tetap akan memperoleh manfaatnya belajar proses bertani ini – karena toh Anda juga ingin mencapai kemenangan/kesuksesan di bidang Anda masing-masing.
Maka mulai dari tulisan ini sampai beberapa tulisan berikutnya saya akan membahas ayat-ayat pertanian tersebut dalam konteksnya masing-masing. Saya urutkan dari juz I  surat ke 2  dan seterusnya, kemudian di akhir rangkaian tulisan ini insyaAllah akan saya buatkan ringkasannya – tetapi tidak urut sesuai urutan juz melainkan melalui urutan proses menanam.
Dengan mengurutkan sesuai urutan proses menanam setelah kita tahu semua ayat-ayat yang terkait pertanian ini, diharapkan akan memudahkan kita dalam mengambil rujukannya di lapangannya nanti. Misalnya ketika kita mulai menyemai bibit, ayat mana yang berlaku. Ketika tanaman tumbuh baik, ayat mana yang berlaku – begitu seterusnya sampai ketika kita panen dan menyimpan hasilnya sebagian-pun kita tahu ayat mana yang berlaku.
Dimulai dari surat Al-Baqarah, surat terpanjang yang membentang di 3 juz – juz awal di Al-Qur’an, Allah memperkenalkan tanaman-tanaman yang buahnya banyak dan rasanya enak secara umum. Tidak spesifik terhadap buah dari tanaman tertentu, tetapi spesifik terhadap lokasi/negeri tertentu yaitu negeri Baitulmaqdis yang diberkahi (QS 2:58).
Nilai pelajarannya adalah bila kita ingin tanaman-tanaman kita berbuah banyak dan rasanya enak, yang harus kita kejar adalah bagaimana mendatangkan keberkahan itu ke bumi/negeri kita. Karena syarat keberkahan negeri adalah iman dan taqwa (QS 7:96), maka iman dan takwa inilah bekal dan persiapan terbaik untuk bertani itu.

Di surat yang sama Allah memperkenalkan teknik dasar dalam pengolahan lahan pertanian yaitu dengan membajak dan mengairinya dengan air (QS 2:71) – pelajaran ini disisipkan Allah dalam perintah kepada bani Israil untuk menyembelih sapi – yang sempat mereka ngeyel hampir-hampir tidak melaksanakannya.
Masuk ke juz II tetapi suratnya masih sama yaitu Surat Al-Baqarah, Allah mengingatkan bahwa akan ada segolongan orang yang akan berbuat kerusakan di muka bumi. Kali ini kita diberi tahu secara spesifik kerusakan apa yang akan dilakukan tersebut, yaitu merusak tanaman dan keturunannya – dalam tafsir lain disebut juga merusak ternak. (QS 2:205)
Kerusakan semacam ini dianggap lumrah dijaman ini ketika umat ini tidak mengurusi pertanian/peternakannya sendiri. Tanaman-tanaman telah dirusak gen-nya sehingga tanaman yang berbuah tidak lagi menghasilkan bibit/keturunan – nama kerennya adalah Genetically Modified Organism (GMO).
Kerusakan terhadap ternak juga dilakukan terang-terangan, yaitu selain menyuntiknya dengan berbagai hormone – ternak-ternak sekarang tidak lagi binatang herbivore – pemakan tumbuhan. Ternak sekarang menjadi omnivore – pemakan segala, karena diantara ransum makanannya meliputi tepung tulang, tepung daging sampai tepung darah !
Saya sendiri sangat kawatir bahwa ternak-ternak yang kita makan sekarang telah menjadi binatang jalalah, binatang yang semula halal tetapi menjadi tidak halal karena makanannya adalah makanan yang haram/najis. Untuk menjadi halal kembali, binatang semacam ini harus dikembalikan ke makanan aslinya – tumbuh-tumbuhan – untuk periode 40 hari lamanya .
Masih di surat Al-Baqarah tetapi sudah masuk Juz III, Allah merangkai 23 ayat mulai dari 261 sampai 283 yang terkait dengan pengelolaan harta dan muamalah secara umum. Rangkaian ayat-ayat panjang ini dimulai oleh Allah dengan membuat perumpamaan, apa perumpamaannya ?
Lagi-lagi terkait pertanian : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:261)
Selain memberi pelajaran untuk berinfaq, ayat ini juga memberi isyarat hasil pertanian yang ideal – yaitu sebutir benih yang menghasilkan 700 butir biji-bijian. Dengan  (potensi) kelipatan hasil yang demikian besar, maka tidak heran bila akar kata  bertani adalah sama dengan akar kata kemenangan/kesuksesan ( Description: http://www.geraidinar.com/images/2015/falah_faliha.png). InsyaAllah bersambung ke Juz 4 dst.

PKM “BANG JALLY” (Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly)



“BANG JALLY”
(Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly)

Jenis Kegiatan : Kewirausahaan
Muhammad Ade Ezhar
Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam – Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
                                                                                     

BAB 1. PENDAHULUAN


a.       Latar Belakang

Usaha ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang terkandung dalam jamu ke seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya jamu memiliki banyak sekali kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia, selain itu jamu terbuat dari bahan-bahan alami bebas pengawet yang tentu saja dapat menyehatkan tubuh. Namun banyaknya khasiat jamu berbanding terbalik dengan banyaknya penikmat jamu, jamu dianggap minuman kelas rendahan, banyak sekali masyarakat yang menolak untuk meminum jamu walaupun mereka tahu berbagai macam khasiat yang ada didalamnya. Oleh sebab itu saya ingin membuat suatu inovasi dengan bahan dasar jamu yang berbeda dari olahan jamu lainnya.
Jelly Jamu bisa dikatakan merupakan peremajaan dari olahan jamu dipasaran, Jamu yang diolah menjadi jelly tentunya akan menjadi olahan yang nikmat. Jamu yang gunakan dalam pengolahan Jelly Jamu ini adalah jamu beras kencur, saya memilih jamu beras kencur karena jamu beras kencur memiliki rasa manis yang cocok untuk bisa diolah menjadi jelly.

b.      Rumusan Masalah

Olahan jamu memang banyak dijumpai dipasaran, namun sampai saat ini belum ada pengembangan dari olahan jamu itu sendiri seperti ”BANG JALLY, Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly” ini. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dikemukakan permasalahan yaitu : 

1. ”Bagaimana cara memproduksi ”BANG JALLY, Pengembangan
                 Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly”?

2. Bagaimana cara pengembangan ”BANG JALLY,
                Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly”?




c.       Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan didapatkan dalam usaha ”BANG JALLY, Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly” ini adalah :

1.      Memberikan manfaat yang terkandung dalam jamu ke seluruh lapisan mayarakat Indonesia.
2.      Merubah pandangan masyarakat terhadap jamu dan membuat jamu menjadi kudapan yang digemari masyarakat Indonesia



BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

            Kekayaan Indonesia memang tak terhitung banyaknya,bukan hanya kekayaan hayati dan budaya saja, tetapi juga kekayaan kulinernya. Salah satu kuliner khas Indonesia yang sangat popular adalah Jamu. Jamu merupakan minuman tradisional warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Jamu memiliki banyak sekali khasiat yang tidak perlu diragukan lagi, ini dikarnakan Jamu terbuat dari bahan-bahan Tradisional. Salah satu contohnya jamu Beras Kencur mengandung antioksidan yang dapat memelihara kesehatan tubuh.  Namun banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk meminum jamu mereka memilih mengkonsumsi obat-obatan yang dijual dipasaran, padahal manfaat yang terkandung dalam jamu sangatlah banyak.

            Dengan adanya Program Kreativitas Mahasiswa ini inovasi yang akan dibuat adalah ”BANG JALLY Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly” yang bertujuan untuk merubah nilai pandang masyarakat terhadap jamu dengan menginovasi olahan jamu dalam bentuk jelly yang dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan rasa jamu beras kencur yang manis, sehingga membuat jamu dapat diterima baik oleh masyarakat.

            Jamu sendiri adalah minuman tradisional khas yang berasal dari tanah jawa yang merupakan warisan dari nenek moyang, jamu memiliki banyak sekali manfaat yang salah satunya jamu beras kencur yang  mengandung antioksidan yang dapat memelihara kesehatan tubuh.

            Jamu Jelly ini nanti akan dibuat dalam kemasan cup yang dapat dinikmati dimana saja, selain dapat dikonsumsi langsung Jamu Jelly ini juga bisa dikombinasikan dengan berbagai macam jenis minuman sebagai bahan pelengkap seperti susu dan juga syrup. Sistem penjualan yang digunakan adalah sistem penjualan langsung kepada masyarakat luas.

           
Selain itu belum ada olahan jelly yang terbuat dari jamu dipasaran sehingga membuat ”BANG JALLY Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly” memiliki peluang besar untuk bersaing dipasaran dan produk olahan Jamu Jelly ini bisa dikatan produk olahan baru yang nantinya mampu bersaing dipasaran sebagai jajanan tradisional yang termodernisasi dan terbilang unik sehingga mampu menarik perhatian masyarakat.

            Kelemahan dari olahan ”BANG JALLY Pengembangan Manfaat Jamu Dalam Bentuk Jelly” ini yaitu hanya baru satu jenis jamu saja yang dapat diolah dalam bentuk jelly yaitu jamu beras kencur, dikarnakan hanya jamu beras kencur saja yang memiliki rasa yang sesuai dengan yang digemari masyarakat Indonesia, sehingga nantinya mungkin belum bisa dikembangkan untuk jenis jamu lainnya.

            Segmen penjualan pasar yang akan diincar adalah masyarakat mulai dari masyarakat kelas rendah sampai kelas atas, metode penjualan yang digunakan adalah metode penjualan langsung kepada masyarakat ditempat-tempat ramai seperti pasar, mall, car free day, bazzar, dll. Adapun persaingan untuk saat ini dikarnakan produk ini merupakan produk olahan baru sehingga usaha ini bisa tumbuh sebagai usaha yang memiliki sedikit pesaing.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam pembuatan Jamu Jelly ini adalah sebagai berikut :

1.      Produksi
(Produksi dalam 1 cup Jamu Jelly)

·         Bahan-bahan :
a.       Beras kurang lebih sebanyak 200 gram. Gunakan beras yang putih bersih dan tidak beraroma.
b.      Kencur yang berukuran sedang besar sepanjang kurang lebih 6 jari orang dewasa.
c.       Kunyit yang berukuran sedang kecil sepanjang 2 jari orang dewasa.
d.      Asam Jawa kurang lebih sebanyak 2 sendok makan.
e.       Gula Jawa kurang lebih sebanyak 240-260 gram.
f.       Jahe lokal ukuran sedang besar kurang lebih sebanjang 2 jari orang dewasa.
g.      Buah Jeruk nipis ukuran sedang besar sebanyak 2 buah saja. Belah menjadi beberapa bagian dan ambil air perasan jeruknya.
h.      Daun Pandan segar kurang lebih sebanyak 2 pcs saja. Cuci bersih sebelum digunakan.
i.        Garam dapur.
j.        Gula pasir secukupnya.
k.      Air matang
l.        Bubuk jelly

·         Cara Membuat :
a.       Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merendam 200 gram beras yang sudah dipersiapkan dengan air bersih selama kurang lebih 3 jam.
b.      Ambil panci buat rebusan. Masukkan kurang lebih 6 gelas air bersih ke dalamnya dan hidupkan kompor dengan api sedang.
c.       Masukkan jahe, asam jawa, daun pandan, kencur, kunyit yang sudah dicuci bersih dan gula jawa ke dalam pancinya. Aduk aduk supaya semua bahan tercampur rata.
d.      Aduk aduk lagi dan tunggu sampai air rendaman mendidih lalu matikan. Saring air rendaman dengan saringan supaya ampas daun pandan, kunyit, kencur dan jahenya terpisah dari airnya.
e.       Ambil ampas atau rendaman jahe dan kunyitnya. Tumbuk halus bersama kencur dan beras yang tadi sudah direndam dengan air selama kurang lebih 3 jam. Tumbuk semua bahan tersebut sampai benar benar halus.
f.       Letakkan tumbukan bahan bahan di atas diatas saringan. Siram dengan air rebusan rendaman dari panci pertama supaya rasa dan aroma beras kencurnya lebih terasa.
g.      Masukkan air jeruk nipis yang sudah diperas ke dalam air siraman di atas.
h.      Tambahkan garam secukupnya (sedikit saja)
i.        Cicipi dahulu. Kalau dirasa kurang manis, bisa ditambahkan gula pasir secukupnya.
j.        Masukan kembali jamu beras kencur kedalam panci, berikan bubuk jelly lalu aduk terus menerus sampai jamu berubah wujud menjadi jelly.
k.      Tuangkan jelly kedalam wadah cup.
l.        Dinginkan jelly dan jelly siap dihidangkan.


2.      Pengemasan.
Agar aman dari kontaminasi bakteri jamu jelly dikemas kedalam kemasan cup plastik dan ditutup rapat, kemasan dapat dihias semenarik mungkin untuk menarik daya tarik masyarakat terhadap produk.








































Daftar Pustaka

Rika, Agristina. 2014. Carasehat.net .[online]. Tersedia :
Budianto. 2014. Disehat.com .[online]. Tersedia :

Indrayanti, Sri. 2013. Resepcaramasak.info .[online]. Tersedia :


Saidin, Muhammad. 1991. Ejurnal.litbang.depkes.go.id .[online]. Tersedia :


Khomsan, Ali. 2012. Anakku.net .[online]. Tersedia :


Nurfaisyah. 2012. Nurfaisyah.web.id .[online]. Tersedia :


Syarrifudin. 2011. Neraca.co.id .[online]. Tersedia :