Muhammad Ade ezhar
1505561
IEKI 2A
BAB 6
Landasan Psikologis Pendidikan
Pendidikan
itu melibatkan proses interaksi pshiko-fisik dalam sosiokultural. Artinya,
pendidikan merupakan suatu kegiatan yang menyangkut interaksi kejiwaan antara
pendidik dan peserta didik dalam suasana nilai-nilai budaya dan masyarakat yang
didasarkan pada nilai kemanusiaan.
Maka
landasan psikologis pendidikan yang mengkaji tentang dasar psikologis yang
dapat menjadi landasan teori maupun
praktek dalam pendidikan sangatlah diperlukan, karena dalam dunia pendidikan
sering sekali ditemukan masalah mengenai bagaimana cara mendidik yang efektif
dan cara mendidik yang baik.
Selain itu
dalam proses belajar mengajar dikelas tenaga pendidik pasti bertemu dengan
karakteristik individu yang berbeda-beda, jika dilihat dari aspek psikologisnya
perbedaan itu terdapat pada kemampuan intelektualnya, afektifnya, dan juga
psikomotoriknya.
Tenaga
pendidik memiliki tanggung jawab yang cukup besar, karena tenaga pendidik
bertanggung jawab untuk dapat bisa mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang
tertulis pada Pembukaan UUD 1945, tugas mencerdaskan kehidupan bangsa bukan
berarti hanya mengembangkan kemampuan intelektualnya saja, tetapi juga seluruh
aspek kepribadian masyarakat Indonesia yang meliputi kecerdasan Intelektual (IQ
= Intelegent Quotion), kecerdasan social (SI = Social Intelegence), kecerdasan
spiritual (SpI = Spiritual Intelegence), kecerdasan emosi (EI = Emotional
Intelegence) dan masih banyak lagi.
Selain
mencerdaskan peserta didik, tenaga pendidik juga harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia yang kompleks seperti : kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan,
kebutuhan memiliki dan rasa cinta, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri, oleh sebab itu maka tenaga pendidik sangat harus untuk dapat
memahami dasar-dasar psikologis humanisme.
Dalam
menjalankan tugasnya tenaga pendidik dihadapi dengan berbagai macam karakter
dari tiap-tiap individu, berbagai macam masalah dari tiap individunya, dan juga
berbagai latar belakang. Denganalasan tersebut landasan psikologis pendidikan
sangatlah penting untuk dipelajari oleh tenaga pendidik maupun calong tenaga
pendidik, pendidikan psikologis ini bertujuan untuk begeimana perilaku yang
harus diberikan oleh pendidik kepada setiap karakter yang berbeda-beda tersebut
sehingga fungsi dari tenaga pendidik dapat berjalan.
Tenaga
pendidik juga sangat perlu untuk mengerti bagaimana pengembangan atau pola perkembagan yang terjadi terhadap para
peserta didiknya. Terdapat beberapa tahap-tahap pengembangan menurut Ericson
yang telah diadopsi oleh Sikun Pribadi (1984) adalah sebagai berikut :
1.
The
sense of trust (kemampuan mempercayai) umur 0-12 bulan
2.
The
sense of authonomy (kemampuan berdiri sendiri) umur
1,5-3 tahun, anak menghadapi tugas untuk mempertegas kehadirannya sebagai
manusia yang mempunyai kesadaran dan kemauan sendiri serta dapat berdiri
sendiri
3.
The
sense of initiative(kemampuan berprakarsa) umur
3,5-5,5 tahun, anak ingin menemukan kemampuan-kemampuan yang tersimpan dari
dalam dirinya.
4.
The
sesnse of accomplishment (kemampuan menyelesaikan tugas)
umur 6-12 tahun, anak Nampak rajin dan aktif karena ingin menyelesaikan
tugas-tugasnya.
5.
The
sesnse of identity (kemampuan meyakini identitasnya)
umur 12-18 tahun, periode dimana anak mencari identitasnya.
Selain
harus memahami bagaimana pola perkembangan yang teerjadi pada peserta didik,
tentunya pada tenaga pendidik perlu juga mengetahui apa saja dan bagaiman
teori-teori pendidikan yang harus diberikan kepada para peserta didik, berikut
adalah beberapa teori-teori dalam pendidikan
a.
Teori Psikologi Kognitif
Teori ini mengimplementasikan bahwa proses belajar mengajar
harus memperhatikan tahap perkembangan kondisi sang anak.
b.
Teori Psikologi Humanistik
Teori ini beranggapan bahwa proses belajar mengajar
mengimplikasikan perlunya penataan prioritas kegiatan pendidikan dan peranan
guru.
c.
Teori belajar Behavioristik
Teori ini berorientasi pada pengembangan kompetensi,
penguasaan secara tuntas terhadap apa-apa yang sudah dipelajari.
Upaya
pendidikan adalah sebuah cara usaha pendidikan untuk membimbing anak mencapai
kedewasaannya, setiap upaya pendidikan dilaksanakan berhubungan dengan empat
hal, yaitu (1) upaya mencapai suatu tujuan pendidikan, (2) dihubungkan dengan
siapa yang mempergunakan upaya itu, (3) dihubungkan dengan cara atau bentuk
upaya yang dipergunakan, (4) bagaimana efeknya terhadap anak. Berdasarkan
uraian tersebut, mempunyai implikasi bahwa setiap upaya atau pelaksanaan proses
pendidikan, sebenarnya adalah suatu perbuatan wibawa.
Dalam
kehidupan sehari-hari guru ternyata tidak hanya dilihat dari aspek tugas
sebagai pengajar, tetapi juga sebagai orang yang dipandang sebagai tokoh dan
sebagai orang yang menjalankan berbagai perilaku yang bermoral, jika guru
berperilaku tidak sesuai dengan harapan masyarakat, maka akan dianggap sebagai
guru yang tidak patut, dan tidak layak menjadi panutan dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar