Jumat, 21 Oktober 2016

BAB 6 Landasan Psikologis Pendidikan



Muhammad Ade ezhar
1505561
IEKI 2A
BAB 6 Landasan Psikologis Pendidikan
Pendidikan itu melibatkan proses interaksi pshiko-fisik dalam sosiokultural. Artinya, pendidikan merupakan suatu kegiatan yang menyangkut interaksi kejiwaan antara pendidik dan peserta didik dalam suasana nilai-nilai budaya dan masyarakat yang didasarkan pada nilai kemanusiaan.
Maka landasan psikologis pendidikan yang mengkaji tentang dasar psikologis yang dapat menjadi landasan  teori maupun praktek dalam pendidikan sangatlah diperlukan, karena dalam dunia pendidikan sering sekali ditemukan masalah mengenai bagaimana cara mendidik yang efektif dan cara mendidik yang baik.
Selain itu dalam proses belajar mengajar dikelas tenaga pendidik pasti bertemu dengan karakteristik individu yang berbeda-beda, jika dilihat dari aspek psikologisnya perbedaan itu terdapat pada kemampuan intelektualnya, afektifnya, dan juga psikomotoriknya.
Tenaga pendidik memiliki tanggung jawab yang cukup besar, karena tenaga pendidik bertanggung jawab untuk dapat bisa mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertulis pada Pembukaan UUD 1945, tugas mencerdaskan kehidupan bangsa bukan berarti hanya mengembangkan kemampuan intelektualnya saja, tetapi juga seluruh aspek kepribadian masyarakat Indonesia yang meliputi kecerdasan Intelektual (IQ = Intelegent Quotion), kecerdasan social (SI = Social Intelegence), kecerdasan spiritual (SpI = Spiritual Intelegence), kecerdasan emosi (EI = Emotional Intelegence) dan masih banyak lagi.
Selain mencerdaskan peserta didik, tenaga pendidik juga harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang kompleks seperti : kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan memiliki dan rasa cinta, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri, oleh sebab itu maka tenaga pendidik sangat harus untuk dapat memahami dasar-dasar psikologis humanisme.
Dalam menjalankan tugasnya tenaga pendidik dihadapi dengan berbagai macam karakter dari tiap-tiap individu, berbagai macam masalah dari tiap individunya, dan juga berbagai latar belakang. Denganalasan tersebut landasan psikologis pendidikan sangatlah penting untuk dipelajari oleh tenaga pendidik maupun calong tenaga pendidik, pendidikan psikologis ini bertujuan untuk begeimana perilaku yang harus diberikan oleh pendidik kepada setiap karakter yang berbeda-beda tersebut sehingga fungsi dari tenaga pendidik dapat berjalan.
Tenaga pendidik juga sangat perlu untuk mengerti bagaimana pengembangan atau  pola perkembagan yang terjadi terhadap para peserta didiknya. Terdapat beberapa tahap-tahap pengembangan menurut Ericson yang telah diadopsi oleh Sikun Pribadi (1984) adalah sebagai berikut :
1.      The sense of trust (kemampuan mempercayai) umur 0-12 bulan
2.      The sense of authonomy (kemampuan berdiri sendiri) umur 1,5-3 tahun, anak menghadapi tugas untuk mempertegas kehadirannya sebagai manusia yang mempunyai kesadaran dan kemauan sendiri serta dapat berdiri sendiri
3.      The sense of initiative(kemampuan berprakarsa) umur 3,5-5,5 tahun, anak ingin menemukan kemampuan-kemampuan yang tersimpan dari dalam dirinya.
4.      The sesnse of accomplishment (kemampuan menyelesaikan tugas) umur 6-12 tahun, anak Nampak rajin dan aktif karena ingin menyelesaikan tugas-tugasnya.
5.      The sesnse of identity (kemampuan meyakini identitasnya) umur 12-18 tahun, periode dimana anak mencari identitasnya.

Selain harus memahami bagaimana pola perkembangan yang teerjadi pada peserta didik, tentunya pada tenaga pendidik perlu juga mengetahui apa saja dan bagaiman teori-teori pendidikan yang harus diberikan kepada para peserta didik, berikut adalah beberapa teori-teori dalam pendidikan
a.      Teori Psikologi Kognitif
Teori ini mengimplementasikan bahwa proses belajar mengajar harus memperhatikan tahap perkembangan kondisi sang anak.

b.      Teori Psikologi Humanistik
Teori ini beranggapan bahwa proses belajar mengajar mengimplikasikan perlunya penataan prioritas kegiatan pendidikan dan peranan guru.

c.       Teori belajar Behavioristik
Teori ini berorientasi pada pengembangan kompetensi, penguasaan secara tuntas terhadap apa-apa yang sudah dipelajari.

Upaya pendidikan adalah sebuah cara usaha pendidikan untuk membimbing anak mencapai kedewasaannya, setiap upaya pendidikan dilaksanakan berhubungan dengan empat hal, yaitu (1) upaya mencapai suatu tujuan pendidikan, (2) dihubungkan dengan siapa yang mempergunakan upaya itu, (3) dihubungkan dengan cara atau bentuk upaya yang dipergunakan, (4) bagaimana efeknya terhadap anak. Berdasarkan uraian tersebut, mempunyai implikasi bahwa setiap upaya atau pelaksanaan proses pendidikan, sebenarnya adalah suatu perbuatan wibawa.
Dalam kehidupan sehari-hari guru ternyata tidak hanya dilihat dari aspek tugas sebagai pengajar, tetapi juga sebagai orang yang dipandang sebagai tokoh dan sebagai orang yang menjalankan berbagai perilaku yang bermoral, jika guru berperilaku tidak sesuai dengan harapan masyarakat, maka akan dianggap sebagai guru yang tidak patut, dan tidak layak menjadi panutan dan sebagainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar